Minggu, 05 Desember 2010

Kebudayaan Daerah Kalimantan Barat


Gawai Dayak Gawai Dayak merupakan perayaan yang disambut di Kalimantan Barat dan Sarawak oleh kaum bumiputera Kalimantan Barat dan Sarawak, terutamanya Iban dan Dayak. Gawai Dayak merupakan hari menuai dan mula disambut secara besar-besaran semenjak 25 September 1964, apabila Gawai Dayak diisytiharkan sebagai hari perayaan rasmi. Sambutan Gawai Dayak pada peringkat negeri adalah pada 1 Jun 1965.
Gawai Dayak mempunyai beberapa upacara yang dijalankan di bandar dan rumah panjang. Persembahan pelbagai makanan dan tuan di persembahkan kepada dewa padi untuk hasil yang baik. Penyair akan membaca mentera yang khusus untuk upacara ini dan melumur darah ayam jantan pada bahan persembahan.
Selepas upacara ini, perayaan Gawai Dayak akan bermula secara rasmi. Sebatang pokok yang dikenali sebagai ‘ranyai’ akan didirikan di tengah ruang dan dihiasi dengan makanan dan minuman. Mereka juga akan melawat kaum keluarga dan sahabat handai yang dikenali sebagai ‘ngabang’. Pakaian tradisi akan dikenakan, dan perhiasan manik orang ulu akan dikeluarkan untuk dipakai pada hari itu. Perawan Iban pula akan mengenakan perhiasan perak tradisi. Pesta Gawai Dayak ditutup berakhir dengan penurunan poko
Upacara adat Gawai adalah kebiasaan masyarakat yang dilaksanakan secara turun temurun. Disana acara itu masih di lestarikan. Adat ini biasanya dilaksanakan setelah masyarakat panen raya yaitu pada bulan April. Mereka bersyukur kepada sang pencipta Tuhan yang mereka sebut Ketompok atau Tampak. Pemimpin upacara ini adalah tukang Pomang. Sebelum memulai upacara masyarakat biasanya menyiapkan kelengkapan adat atau yang disebut remah. Persembahan ini berupa babi, ayam, tuak, beras pulut, padi, tempayan, tumpang alat-alat perladangan gong dan alat-lat lainnya. Dalam upacara persembahan dilaksanakan pada malam hari hingga menjelang pagi. Namun pada saat ini perayaan gawai di kampung- kampung mengalami penyalahgunaan karena masyarakat melakukan pesta tuak( minuman keras) dan melakukan pesta kolok- kolok ( gawai ).
Upacara adat gawai adalah sebuah upacara yang sangat sakral. Biasanya pada upacara ini warga dari lima desa tersebut pulang kekampungnya masing-masing. Mereka berkumpul bersama sanak keluarga, famili dan kerabat. Sebab di kegiatan inilah masyarakat bisa berkumpul dengan baik.
Sesudah upacara gawai, biasanya masyarakat juga memutuskan waktu pantang kampung. Pantang itu dilaksanakan untuk mengusir mara bahaya yang sewaktu-waktu bisa membahayakan kampung.. Seperti sampar dan penyakit-penyakit lainnya. Apabila ada warga yang melanggar maka meraka akan diberikan sangsi adat. Bisa berupa babi, Ayam atau alat-alat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar